Sabtu, 03 September 2011

Mahasiswa sebagai Penggerak Perubahan Bangsa Berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal ika

Ini tugas pas technikal meeting sebelum P2K alis ospek di FKM UNSRI....
Semoga tulisan ini bermanfaat ^^

*Diambil dari beberapa referensi (Tapi lebih banyak hasil pemikiran sendiri loooh!!)

Mahasiswa sebagai Penggerak Perubahan Bangsa Berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal ika

Bila kita mengaitkan antara mahasiswa dan bangsa, tentunya kita akan terfikir tentang perubahan. Mahasiswa dan perubahan adalah dua hal yang memang tidak bisa dipisahkan,dan telah menjadi pencitraan dari jiwa para mahasiswa.
Mahasiswa dikenal sebagai kaum intelektualitas muda, tumpuan harapan untuk perubahan dalam berbagai bidang. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga kemajuan di dalam bangsa bisa tercapai.
Sejarah dan bukti mencatat peran serta mahasiswa. Pada zaman penjajahan kita mengenal organisasi mahasiswa Budi Utomo, Budi Utomo adalah bukti nyata perubahan yang dipelopori oleh kaum mahasiswa zaman itu. Belum lagi ketika zaman orde baru. Mahasiswalah yang berperan menjadi garda terdepan didalam gerakan perjuangan  menuntut reformasi perubahan untuk mengganti rezim orde baru. Munculnya korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak keberpihakan pemerintah saat itu kepada rakyat,mengakibatkan presiden yang sedang berkuasa dipaksa turun dari kursi kekuasaan yang telah digenggamnya selama hampir 32 tahun.Dua contoh itu merupakan sedikit bukti, kontribusi, eksistensi, dan peran serta mahasiswa dalam menjalankan peran sebagai penggerak lahirnya perubahan.
Dalam hal melakukan perubahan, ideologi dan dasar filsafat adalah aspek yang penting. Berideologikan pancasila dan berfilsafatkan bhineka tunggal ika itulah landasan dalam menjalankan perannya dalam NKRI. Pancasila dijadikan ideologi karena pancasila memiliki nilai-nilai mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Pancasila pula lah yang menjadi pembeda Negara Indonesia dengan negara lain di dunia.
Dan peran serta filsafat bhineka tunggal ika diterapkan dalam menghimpun kekuatan dan persatuan dalam setiap pergerakan yang dilakukan. Mahasiswa harus bersatu sebagai bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keanekaragaman bahasa, agama, etnis dan bahkan perbedaan rasial, merupakan kekayaan dan bukan penghalang. Dan di tengah keanekaan itu, telah terselipkan  tekad bersatu seperti tercermin dalam sila ketiga Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”. Berbaur dalam keragaman, “bhinneka tunggal ika” sesuai bermaknanya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu.
Saat ini situasi negara kurang stabil, dengan banyak terjadinya bencana, konflik kepentingan, degradasi moral dan terorisme, Kita menuntut perubahan tatanan kehidupan yang lebih baik melalui revolusi. Tapi revolusi dengan paradigma yang berbeda dengan zaman sebelum revolusi.
Kita butuh perubahan tanpa kekerasan. Perubahan yang cerdas. Sesuai dengan sandangan mahasiswa sebagai kaum muda yang berintelek. Dengan sikapnya yang kritis dan pemikirannya yang logis diharapkan membawa perubahan yang hakiki bagi negri, dengan tetap mementingkan pancasila yang hakekatnya merupakan landasan yang ideal dalam kehidupan bernegara. Serta terpacu dengan makna bhineka tunggal ika untuk menyatukan perbedaan menjadi persamaan. Mahasiswa adalah penggerak perubahan bangsa. Dan akan tetap menjadi stabilisator, dinamisator, kreator dan inovator perubahan negeri ke arah yang lebih baik.

Kepada para mahasiswa
 yang merindukan kejayaan.
Kepada rakyat yang kebingungan
 di persimpangan jalan.
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan,
sebuah catatan kebanggaan dilembar sejarah manusia.
Wahai kalian yang rindu kemenangan.
Wahai kalian yang turun kejalan.
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta.
HIDUP MAHASISWA!!

Selasa, 23 Agustus 2011

Ini Apaan Ya??

Sebenernya ini iseng-iseng buat tulisan...

Bisa dibilang cerpen kali ya, atau apa ya?? hehe
(aku juga bingung^^^)

*Judulnya Belum dibuat :)*
Aku selalu ada
Mengenangmu disini!!
Di dalam hatiku

Dan selalu kata-kata itu yang terngiang dalam benakku, entahlah!! Kupikir, sepertinya aku mulai gila atau apalah namanya. Sudah beberapa orang yang menyatakan cinta padaku, tapi semuanya kutolak mentah-mentah. Tapi anehnya dalam pikiranku selalu ada satu bayangan. Dan itu selalu sama. Bahkan hampir setiap malam aku memimpikannya.
***
Namaku Noura Biqis Odelia, tapi orang-orang memanggilku dengan sebutan Nowa.
Akhir-akhir ini, tepatnya dua tahun belakangan,hidupku selalu gundah.
Semua berawal ketika sekolahku mengadakan acara pertandingan basket antar SMU se-provinsi.
Saat itu aku masih dikelas satu.
***
Ketika aku sedang duduk didalam kelas dengan suasana kelas yang sedikit sepi tak sengaja mataku mengarah ke pintu kelas yang terbuka sangat lebar, dan disana aku melihat sesosok pria semampai yang berjalan menuju lapangan basket. Indah sekali!!
Kuamati wajahnya dengan perlahan.
Tampan!! Ya memang tampan!! Bahkan ia lebih tampan dari orang-orang yang selama ini menjadi idolaku.

Memang benar adanya
Dia begitu mempesona
Bahkan mataku saja enggan menuruti kata hatiku
Untuk tak menatapnya!!!

Even acara sekolah kami akan berlangsung selama satu minggu,tapi baru berjalan tiga hari dan selama itu pula aku tak perna melewatkan hariku untuk sekedar melihat wajahnya walau sekilas.
Empat hari berlalu, tinggal tiga hari lagi even disekolah kami akan berakhir, tapi sampai detik itu aku hanya tau siapa namanya saja.

Panji Hadi Sanjaya

Namun aku tau,aku diam-diam sangat mengaguminya.

***

Hari ketujuh, hari disaat penutupan acara disekolahku, kata hatiku menyuruhku agar aku berangkat lebih awal dari biasanya.
Dan benar saja, ketika aku memasuki gerbang sekolah, kulihat Jaya yang baru keluar dari mobilnya, dengan mengenakan seragam khas SMU PELITA.

Aku yang saat itu syok, entah bagaimana tiba-tiba jatuh karena tersandung.
“Au!” Teriakku.

Jaya yang berada tak jauh dariku menoleh, sedang orang-orang yang lewat hanya melihat lalu tertawa.

“Sial banget gue hari ini, jatoh. Didepan Jaya pula! Huh!!” batinku.

Saat aku sedang membersihkan lutut dan lengan ku dari pasir-pasir yang menempel, tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangan ke hadapanku.
“lo gag papa?” tanyanya
Aku hanya mengangguk,menggapai tangannya untuk berdiri lalu pergi.

Dan seketika itu,rasanya jantungku berhenti berdetak dan darahku berhenti mengalir saat kusadari orang itu adalah Jaya.

Saat tatapanku bertemu pandanganmu,
 disitulah rasa itu benar adanya!!

Acara yang disekolah kami benar-benar berakhir, dan keadaan kembali seperti dulu. Tapi bayangan tentang sosok yang sangat mengagumkan itu enggan hilang dari benakku.

Karena cinta itu indah
Pendamlah dalam hati saja

***

Pagi ini hari yang kutunggu akhirnya datang, tepat dihari ulang tahun sekolah ku lagi, diadakan acara yang sama seperti tahun lalu, namun bedanya aku telah menginjak di tingkat dua SMU.

Dalam keramaian orang, kupandangi satu persatu wajah anggota tim basket SMU PELITA,berharap besar bertemu dengan sosok yang aku kagumi.
Kecewa!
Dia tak nampak sama sekali, “mungkin dia gag ada karena ini baru pembukaan!” pikirku
Hari kedua, kembali ku lihat dan kupandangi satu persatu wajah mereka sampai aku rela berjam-jam menonton pertandingan basket yang sebenarnya tak sama sekali kusukai, tapi tetap saja tidak ada.
Sampai akhirnya,hari selanjutnya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada salah seorang siswa SMU PELITA yang menonton pertandingan basket di sebelahku.
Ketika ku tanyakan hal itu, wajah gadis itu berubah seperti enggan berkata,

 “Dia udah lama meninggal, seminggu setelah acara disini tahun kemaren”

Itulah kenyataan yang harus kudapati
Pahit memang!!!
Tapi itulah hidup
Memang pahit, bahkan lebih pahit dari yang kau pikirkan.
***
Pernahkah kau menyayangi seseorang dengan sepenuh hatimu?
Pernahkah kau relakan seluruh jiwamu untuk seseorang? Dan,
Pernahkan kau mencintai seseorang namun tak sempat untuk mengucapkannya?
Iya, aku pernah!!


Dear Jaya,

Kenapa kau pergi begitu saja,
dan aku baru sadari semuanya sekarang!!
Disaat kau telah tiada.
Disaat semuanya tak mungkin lagi.
Dan disaat yang ingin kuucap sudah tak mungkin lagi terucap.
Aku hanya ingin kamu tau
Aku sayang kamu dengan sepenuh hatiku…


NOURA BILQIS ODELIA



Selasa, 16 Agustus 2011

KAU KENANGANKU oleh Nisrina Prameswari

Hiii pembaca....
Sesuai postingan aku sebelumnya tentang sahabat" ku, kali ini aku mau nunjukin nih contoh cerpan sahabat ku si Inez alias Nisrina Prameswari...^^
Dia itu bener-bener berbakat agaknya jadi penulis,bener deh!!! Suerr deh!!! Seriusan!!!

U/ ines,minta izin yak nampilin hasil karyamu....^^


SELAMAT MEMBACA!!!!

 KAU KENANGANKU...


Pernahku menyimpan cinta
Tertulis, dilembar kisah
………
“Pagi Shill” aku hanya menganggukkan kepalaku menanggapi sapaan yang sudah 3 bulan ini menjadi sangat familiar di telingaku tanpa berniat mengalihkan sedikitpun pandanganku dari tugas yang sedang aku tekuni
“Ngerjain apaan sih?” tanyanya sambil sedikit membungkukan badannya mendekat kearah mejakku dan mendekatkan kepalanya kearahku
“PR Bahasa” jawabku singkat, masih tidak peduli dengan keberadaannya
“Gue udah ngerjain dong, mau nyontek gak?” aku menatapnya takjub setelah mendengar perkataannya, dengan mata berbinar-binar dan semangat membara, langsung kurebut buku yang ada di genggamannya
“Thanks ya Vin! Gue pinjem!” sahutku tidak tau malu dan kembali menekuni pekerjaanku
“Yee, tadi gue dicuekin, giliran udah di contekin…”
“Tetep dicuekin juga” ledek seseorang yang duduk tepat didepanku dan sedang memperhatikan kami
“Hahaha, kasian amat lo Vin” kali ini giliran Ify, teman sebangkuku yang meledeknya
“Lo berdua sama aja ya, gue kawinin tau juga ntar!” sungut Alvin kesal sambil membenarkan letak tas ransel miliknya di kursi
Pletak!
Spontan Ify memukul kepala Alvin dengan buku cetak bahasa yang ada di mejanya
“Aduh, sakit Fy!” Alvin memasang wajah memelasnya sambil menggosok-gosokkan puncak kepalanya yang tadi baru saja mendapat hadiah special dari Ify
“Mampus lo!”
“Yaelah lo Yo, temen sebangku lagi ketimpa bencana bukannya bantuin!”
“Ya abis elo seenaknya aja mau ngawinin gue sama nenek lampir begini. Sori sori sori jek” dan sekarang giliran Rio, teman sebangku Alvin yang mendapat pukulan telak dari Ify
“Lo berdua tu ya hobinya ngeledek! Pindah deh sono jauh-jauh” usir Ify pada mereka berdua
“Kita juga gak mau duduk di depan kalian, kalo gak dipaksa sama pak Duta juga kita ga mau, ya gak Vin?” Alvin mengangguk dengan mantap menanggapi ucapan Rio, kemudian mereka ber’high five’ ria
“Aduh, berisik amat lo berdua, kayak emak-emak lagi arisan!” aku mulai stress dengan keributan mereka dan tugasku yang tak juga selesai, padahal 5 menit lagi bel masuk berbunyi
“Makanya lo kalo ada PR dikerjain di rumah Shilla!” nasehat Alvin yang justru membuatku semakin kesal
“Alvin, lo berisik ah. Bukannya bantuin malah ngomel-ngomel !”
“Yee, buas banget lo. Sini gue bantuin!” Alvin mengambil bukunya yang ada dimejaku dan membacakan kalimat-kalimat yang akan kutulis. Sedikit membantulah, pikirku
“Cie Shilla, ciee Alvin ! New couple teman teman !” jerit Ify tiba-tiba dengan suara supersonicnya yang diikuti dengan sorak sorai teman-teman sekelasku
“Norak !” bisik Alvin sangat pelan, mungkin dia juga tidak mengira kalau aku bisa mendengar umpatannya barusan. Aku memperhatikannya sepintas dengan ekor mataku. Wajahnya terlihat biasa saja dengan segala macam ledekan ini. Baiklah, aku juga akan bersikap biasa dengan semua ini. Terserah apa kata orang, selama aku nyaman dengan semua ini, aku tidak akan peduli, sama seperti Alvin. Yah walaupun rasa kesal sering kali datang.
Aku dan Alvin sudah berteman sejak hari pertama ditahun pertamaku di SMA, setelah dia dan teman sebangkunya Rio menempati kursi didepanku. Selalu menjadi partner satu kelompok dengan Rio dan Ify, membuat kami menjadi saling akrab dengan sendirinya. Mungkin karena Alvin yang lebih pendiam dibandingkan dengan yang lain, aku justru menjadi lebih dekat dengannya. Entah kenapa aku merasa lebih nyaman dengan sifatnya dibandingkan dengan teman-temanku yang lain. Dan mungkin karena kedekatan kami inilah hingga akhirnya timbul gosip-gosip murahan tentang aku dan Alvin.
“Kami hanya teman !” aku selalu mengatakan hal itu pada mereka yang selalu ingin tahu dengan kedekatan kami. Dan sepertinya jawabanku hanya dianggap angin lalu oleh mereka, dan aku pun memperlakukan ledekan mereka sama. Seperti angin lalu.
Cinta datang secara perlahan, tidak ada keinginan untuk merasakannya, hanya saja cinta tetap datang dan terus tumbuh secara liar dihati, tanpa mampu kita kendalikan.
Menatap wajah tenangnya setiap hari, mendengar leluconnya, merasakan semua kebaikannya, membuatku menyimpan sedikit kekaguman padanya. Pada wajah tenangnya, pada selera humornya yang mampu membuat kami tertawa bersama, pada kebaikan-kebaikannya yang mampu membuatku tersanjung dan perhatiannya yang mampu membuatku merasa menjadi orang yang istimewa. Semua itu tiba-tiba muncul, dan terus berkembang menjadi rasa yang berbeda setiap kali aku bersamanya. Seperti tanaman yang akan semakin berkembang setiap kali dipupuk oleh semua perlakuan baiknya kepadaku.

***

Namun kau hilang tuk menjauh
Pergi dan meninggalkan cerita
………
Ada yang berbeda dari sifatnya. Setelah aku mencoba nyaman dengan kehadirannya yang tiba-tiba di pikiranku, setelah aku dapat menikmati semua yang dia berikan untukku, dia tiba-tiba menghilang. Walaupun aku dapat setiap hari melihat raganya, walaupun aku dapat selalu memperhatikan senyumnya yang bukan untukku, tetapi aku merasa kehampaan dibalik sifatnya. Tidak ada lagi sapaan setiap dia datang. Tidak ada lagi dia yang membantuku menyelesaikan tugasku jika aku lupa mengerjakannya dirumah. Tak ada lagi dia yang memberikan tebak-tebakkan atau sekedar lelucon untukku.
Semua itu terasa semakin jelas, terasa semakin jauh saat…..
“Shill, lo ada masalah apa sama si Alvin ?” tanya Ify tiba-tiba. Saat itu sedang ada pelajaran kosong di kelas kami. Bu Okky yang seharusnya mengajar matematika di kelas kami sedang menemani anaknya yang baru saja lulus perguruan tinggi dan akan di wisuda
Alvin dan Rio yang setiap ada jam kosong selalu memilih untuk membalikkan kursinya dan bermain denganku dan Ify, kini menghilang dari bangkunya dan sudah terdampar ke meja pojokan tempat dimana Lintar dan Nyopon duduk.
“Gu..gue ? kok gue” tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri, masih tidak mengerti apa maksud Ify
“Ya elo. Lo gak nyadar apa sama kelakuan Alvin sama Rio seminggu ini?” aku mengakui kalau belakangan ini kami berempat tidak lagi seperti dulu. Tidak lagi menghabiskan waktu bersama. Kalau dulu hanya saat diluar kelas saja kami berempat tidak main bersama, tapi sekarang, saat didalam kelas pun kami tidak pernah bermain bersama, meski hanya sekedar berbincang ringan. Tidak ada lagi adegan saling pukul buku kamus antara Rio, Ify, dan Alvin. Tidak ada lagi perdebatan aneh antara kami, tidak ada lagi banyolan Alvin tentang ayam dan telur, tidak ada lagi ledekan Rio dan Ify. Semua telah hilang seiring dengan menjauhnya Alvin dariku
“Lo nyadar juga ya Fy ?” tanyaku balik sambil sedikit mendesah
“Iyalah Shill, udah 4 hari yang lalu gue sadarnya,  orang…..”
“Tapi kenapa lo nyalahin gue?” aku memotong kata-kata Ify
“Gue belum selesai ngomong juga tadi. Gue juga gak tau kenapa elo, tapi orang-orang sih pada tanyanya ke gue ada masalah apa antara elo sama Alvin ? gitu” aku tersentak mendengar penjelasan Ify tentang orang-orang yang entah siapa aku tdak tahu. Yang membuatku tersentak bukan karena orang-orang yang iseng bertanya hal aneh seperti itu, tapi lebih karena kedekatan antara aku dan Alvin yang sepertinya terlihat begitu kentara dimata mereka, hingga membuat setiap orang bertanya-tanya perihal kadaan kami yang menjauh. Buakankah Ify dan Rio juga dekat ? kenapa mereka tidak mempertanyakan kejauhan Ify dan Rio ?
“Mungkin mereka mempertanyakan antara lo dan Alvin karena dulu lo berdua keliatan banget ada apa-apanya, kalo gue sama Rio kan biasa aja. Lagian kemarin kan gue abis ngobrol lama sama Rio dan Alvin di kantin, jadi mereka anggepnya gue gak kenapa-kenapa sama Rio dan Alvin” jelas Ify seakan bisa membaca semua pertanyaan yang masih tertahan dikepalaku
“Lo sama mereka di kantin ? kok gue gak tau ?” tanyaku bingung. Bukankah selama ini Ify selalu bersamaku saat istirahat ?
“Waktu lo lagi ada acara sama si Iyel, lo gak inget apa udah cuekin gue ? dan udah dengan sangat keji ngebiarin gue pergi ke kantin sendirian ”
Aku tertawa mengingat kembali kejadian kemarin. Aku baru sadar aku telah melupakan sahabatku ini
“Hahaha, sori Fy. Abis kemarin si Iyel ngajakin gue ke kantor kepsek bentar, terus udah dari situ dia malah minta temenin gue ke kantin anak kelas 3, ya udah aja gue sekalian jajan disana, hehehe. Sori deh”
“Tapi janji deh, gue gak bakal ninggalin elo lagi Fy. I’m swear ! ” janjiku dengan mengangkat telunjuk dan jari tengahku bersamaan membuat huruf V, dan memberikan senyum termanisku
“Gue pegang janji lo. Back to the topic, jadi ? “ tanya Ify lagi tidak mau mengulang pertanyaan yang sama yang akan semakin mengahbiskan waktu. Aku menggeleng menanggapi pertanyaan Ify yang disambut dengan tatapan tidak puas olehnya
“Ya gue juga gak tau Fy. Alvin yang tiba-tiba jauh dari gue” terangku dengan nada hopeless yang secara tiba-tiba muncul dari gaungan pita suaraku. Hey! Ada apa dengan perubahan suaraku ! apakah aku merasa sesulit ini ? aku memasang wajah ini terakhir kali saat aku tidak mampu mengerjakan soal trigonometri 4 hari yang lalu. Apakah terlalu tidak mudah untukku dan hatiku tanpa adanya sosok Alvin ?
“Iya, gue juga ngeliatnya gitu Shill, si Rio sendiri juga gak tau kenapa Alvin gitu. Kemarin waktu gue pulang bareng sama dia, Rio cerita banyak tentang mereka….”
Kejutan apa lagi yang diberikan Ify untukku. Dia pulang bersama dengan Rio ? ada apa diantara mereka ?
“Tunggu deh Fy. Lo pulang BARENG Rio ?” tanyaku meyakinkan Ify dengan ucapannya tadi
“Aduh, kebiasaan ya lo Shill, motong-motong omongan gue. Iya gue pulang bareng Rio, ada yang salah?” bahkan saat mengucapkannya, wajah Ify terlihat begitu santai dan tanpa beban. Ingatkah dia hubungan antara aku, dia, Rio, dan Alvin sudah merenggang sejak seminggu yang lalu, tapi kenapa dia bisa dengan entengnya -dan tanpa ada cerita sedikitpun- ngomong kalau dia pulang bareng Rio ?
“Lo gak lagi canda kan Fy? Lo inget gak sih ini yang lagi diomongin apa? Hubungan kita sama Rio dan Alvin yang MENJAUH kan?” aku semakin bingung dengan semua penjelasan dan tanda tanya yang justru semakin bertambah setiap Ify mulai mengucapkan satu kata
“Lebih tepatnya hubungan lo sama Alvin yang menjauh” ralat Ify
“Gue gak ngerti ? jadi lo sama Rio ada apa Fy ?” akhirnya aku mampu merangkum semua pertanyaan yang begitu banyak berkelebat di otakku saat ini
“Ini gak lagi ngebahas gue Ashilla, ini lagi ngebahas antara lo dan Dia !” Ify menunjuk kearah ku dan dengan jari yang sama ia menunjuk kearah tempat Alvin berada
“Ga usah nunjuk-nunjuk bisa kali Fy!” ujarku sebal. Beruntung Alvin tidak menyadarinya, kalau dia sampai sadar ditunjuk-tunjuk seperti itu, apa kata dunia ntar ? belum lagi kalo orang-orang tahu, bisa berabe dunia akhirat masalah jari doang. Ify tertawa melihat ada ketakutan dan ketidak enakan diwajahku
“Hahaha, biasa aja kali Shill, ga ada yang perhatiin kita ini. Lo liat sekitar lo, udah pada punya gawe sendiri” Ify kembali melanjutkan tawanya, dalam hati aku membenarkan perkataan Ify tadi. Semua orang di kelas ini tidak aka nada yang memperhatikan kami, karena mereka sudah memiliki pekerjaan, ehm bukan, permainan yang akan menguras seluruh perhatian mereka dan mungkin mereka akan 100 persen focus dengan kerjaan mereka
“Oke, jadi gimana lo pulang bareng sama Rio ?” ledekku OOT, Ify semakin geram melihat cengiranku. Dia menjambak pelan rambut panjangku dan mulai menampakkan wajah seriusnya, aku tidak bisa berkutik lagi jika Ify sudah memperlihatkan wajahnya yang seperti ini
“Gue lanjut cerita gue lagi ya Shill. lo jangan nge bego’ lagi, kalo iya gue semur lo !” aku tersenyum kecut mendengar ancaman Ify
“Kemarin waktu lo udah di jemput, gue ke halte nungguin jemputan gue. Disana ada Rio yang lagi nongkrong-nongkrong gaje gitu, katanya dia lagi nungguin temennya gitu, nah disana gue mulai tanya-tanya banyak tentang masalah mereka yang ngejauhin kita. Awalnya dia agak malesan gitu pas gue tanya-tanya, eh ujung-ujungnya malah dia yang nyerocos banyak. Gue ambil intinya aja nih ya, katanya dia juga gak tau kenapa sifatnya si Alvin bisa berubah banget ke elo, yang dia tau waktu itu pas jam TIK, pas giliran kelompok cewek masuk dan yang cowok udah selesai. Katanya si Alvin dimarahin sama Gabriel….” Ify menghela nafas sebentar, hal ini justru meberikanku ruang untuk lagi-lagi memotong kata-katanya
“Gabriel ? Iyel ? ketua kelas ? hubungannya ? ” tanyaku bertubi-tubi, Ify kembali menghela nafas berusaha sabar dengan kebiasaanku memotong kata-katanya
“Lo dengerin gue dulu ngapa sih Shill? Iya Gabriel si ketua kelas, Iyel siapa lagi sih?” jelas Ify geregetan
“Oh gitu yaudah deh, ikan cucut di laut, yuk lanjut !” sahutku berusaha mencairkan suasana yang terasa semakin menegangkan dan serius ini
“Katanya si Iyel, kita suka ribut kalo dikelas. Terus katanya lagi si Alvin itu kalo udah sama lo, bisa lupa belajar. Lagian apa urusannya coba sama dia? “ Ify menyisipkan opininya sendiri diakhir ceritanya
“Terus ?” tanyaku masih penasaran
“Ya gitu, setau Rio, itu yang nyebabin Alvin berubah sifatnya ke elo dan ke gue. Tapi Rio juga masih bingung deh Shill, kenapa waktu di kantin dia masih mau becanda bareng gue coba ? padahal kan dia mau jauhinnya kita ?” benar juga apa yang dikatakan Ify. Ada sesuatu yang lain dibalik ini semua. Mungkinkah Alvin tau kalau aku mulai menyimpan sedikit mimpi tentangnya ? aku tidak bisa lagi menutupi raut kekecewaan diwajahku setelah mendengar semua cerita Ify
“Shilla, lo mulai suka ya sama Alvin?” aku terlonjak mendengar pertanyaan frontal dari Ify, dengan cepat aku menggelengkan kepalaku sekencang mungkin, mencoba meyakinkan Ify dan lebih kepada diriku. Ify terkekeh melihat tingkahku
“Lo bisa bohongin gue, tapi lo jangan bohongin diri lo sendiri Shill. Gue gak mau lo jadi orang yang munafik ke diri lo sendiri, terlebih ini buat urusan hati” nasehat Ify yang baru saja kudengar seolah terpatri jelas ditelingaku. Membuat sebuah keyakinan yang sudah ada sebelumnya, bahwa aku menyukai Alvin
“Dia udah tau perasaan lo Shill, keliatan dari caranya natap lo, walau lo gak pernah sadar itu. Dan mungkin itu juga salah satu factor yang buat dia ngejauh dari lo” aku terdiam mendengar kata-kata Ify. tubuhku kaku dan lidahku menjadi kelu untuk mengeluarkan meski hanya sepatah kata
“Dia pasti ngelakuin itu karena itu yang terbaik buat lo dan dia Shill. Lo yang sabar ya” lanjut Ify sambil mengelus pundakku perlahan. Dan secara perlahan pula air hangat itu meluncur melalui dua pipiku, aku merasaka semuanya. Saat harapan yang telah terbang melambung dengan sejuta impian didepannya, harus tersangkut dahan dan terhempas seketika. Tidak mudah ternyata, dan tidak enak rasanya.
***
Mendua aku tak mampu
Mangikat cinta bersama denganmu
Maaf jika kau terluka
Saat aku memilih dirinya
………
Aku menyesap secangkir cappuccino yang terlihat masih menyembulkan asap, sambil menikmati music yang mengalir memenuhi setiap sudut ruang di café ini. Rasa hangat langsung mengalir di sekujur tubuhku, sangat kontras dengan keadaan diluar café. Aku tersenyum menatap laki-laki dihadapanku, membiarkannya sejenak meneguk coklat panas miliknya. Laki-laki yang sudah 45 menit ini menemani waktu santaiku, laki-laki yang selama 3 tahun selalu memenuhi isi kepalaku. Menghabiskan masa SMA ku untuk mengharapkannya. Dan saat bayangannya baru saja tergantikkan, dia kembali hadir di kehidupanku. Saat hubunganku dengannya yang lalu tidak pernah baik-baik saja selama 3 tahun, dia datang untuk meminta hatiku yang dulu dengan suka rela aku berikan untuknya. Manusia macam apa dia ?
“Jadi ?” tanyanya tiba-tiba, membuyarkan lamunanku
“Jadi apanya Vin ?” tanyaku sedikit tersentak
“Ya jadi lo nolak gue ?” aku tidak habis pikir dengan laki-laki yang ada dihadapanku. Aku ingin sekali menyuruhnya untuk pergi secepat mungkin dari hadapanku, tapi aku juga sangat ingin memeluknya. Jujur, aku sangat merindukan kehadirannya, walau kini aku telah memiliki seseorang yang mampu membuatku melupakan semua masa laluku bersama laki-laki dihadapanku, masa lalu yang sangat pahit.
“Lo dengerin gue ya Alvin Jonathan Sindumata….”
“Sindhunata” ralatnya
“Terserah elo deh. Gue akuin gue kangen sama lo, sama semua tentang elo. Tapi lo pernah mikir gak gimana rasanya jadi gue ? lo inget lo tiba-tiba ngejauhin gue, lo tiba-tiba jadi gak pernah nganggep kehadiran gue, dan lo tiba-tiba hilang dari hidup gue dan sekarang, lo tiba-tiba dateng lagi di hidup gue. Kamsud lo apaan ngajak gue ketemuan sekarang gue juga ga ngerti, dan lo tiba-tiba bilang mau jadi cowok gue dan ngebenerin semua perbuatan lo ke gue. Gue masih susah tau gak sih Vin buat nangkep ini semua, otak gue gak cukup pinter buat ngertiin ini semua……”
“Cinta gak perlu dimengerti Shill, cinta cuma harus dirasain dan dibiarkan mengalir sebagaimana adanya dia dan sebagaimana mampunya dia” jelas Alvin memotong semua unek-unek yang akan kusampaikan padanya. Dia menatap dalam tepat kearah bola mataku, mencoba meyakinkanku dengan tatapannya yang mampu membuatku secara tiba-tiba merasakan desiran aneh disepanjang aliran darahku yang berimbas pada rasa panas di pipiku.
“Vin, please. Jangan buat gue susah gini dong !” sahutku setelah berhasil mengembalikan kesadaranku sepenuhnya
“Gue Cuma berusaha ngungkapin semua isi hati gue Shill, semua yang gue rasain dan gue pendem selama 4 tahun ini, semuanya Shill” Aku tertegun mendapati ketulusan dimata jernih Alvin. Mata sipitnya menampakkan sebuah ketulusan dan sedikit keputus asaan. Ya, aku melihat ada keputus asaan disana, meski hanya sedikit
“Lo?” aku masih bingung untuk merangkai sedikit saja kata-kata untuk mematahkan ketulusan Alvin
“Iya Shill. Gue ngejauh dari lo selama ini karena gue lagi berusaha nyusun mimpi gue yang udah sempet acak-acakan karena kehadiran lo” jelas Alvin tegas. Acak-acak ? apakah aku terlihat seperti seorang pengacau berusia balita yang telah menghancurkan dan memporak porandakan mimpinya ? apa salahku, hah ?
“Sorry Shill, maksud gue. Gue gak mau masalah cinta ngacauin cita-cita gue buat jadi seorang Dokter. Waktu gue deket sama lo, cita-cita itu pernah pupus dan gue gak yakin bisa ngegapainya, karena apa? Karena gue ngerasa otak gue gak pernah konsen kalo gue deket sama lo. gue tau gue salah, gue justru ngehindarin lo tanpa ngasih lo alas an apapun, tapi gue juga bingung waktu itu gue mau ngapain. Gue bimbang waktu itu Shill” kali ini sinar keputus asaan itu semakin tampak, mengental dan menjadi dominan di bola mata cokelat milik Alvin.
Aku semakin kehabisan kata-kata. Aku hanya menunduk mendengar semua pengakuan darinya sambil meremas ujung bajuku. Alvin mendekat kearahku dan mengangkat daguku dengan ibu jarinya, membuatku mau tidak mau harus menatap bola mata itu, bola mata milik seseorang yang pernah aku kagumi dan selalu membuatku galau disetiap malamku.
“Dan sekarang gue udah sukses menggapai mimpi gue, tapi sayang gue harus rela ngelepasin mimpi gue yang lain. Gue terlambat buat meminta hati wanita yang selama ini justru jadi penyemangat gue selama ini. Maaf udah biarin lo nunggu selama ini dan udah buat lo bingung dengan sifat gue yang selalu ngehindarin lo. Gue harap lo bahagia dengan dia, pilihan lo.”

Kusesali semua salahku
Yang tak pernah meninggalkan dia
Air mata kusimpan disana
Jika ku ingat tentang dirimu
…………..
Aku menyeka air mata ini dengan punggung tanganku, membiarkan semua penyesalan ini pergi beriringan dengan air yang telah jatuh dari bola mata yang tadi memantulkan wajahnya.
“Kenapa akhirnya seperti ini ? dan kenapa juga lo dateng disaat hati gue udah nemuin seseorang. Kemana lo waktu gue sendiri, terpuruk gara-gara lo ?” semua orang memperhatikan ke arahku. Aku akui, tingkahku saat ini memang layak disebut sebagai orang gila. Orang gila yang sedang galau tepatnya. Baru 15 menit yang lalu dia pergi dan aku masih tidak bisa menerima ini semua, masih belum mampu mencerna semuanya. Aku membuka lagi pesan darinya di kotak masukku yang tadi pagi sempat membuatku senang dan bingung setengah mati. Dengan nomor tanpa nama dan pesan yang sangat singkat, namun sukses memunculkan begitu banyak rasa yang timbul. Dan ada satu lagi rasa yang bertambah setelah bertemu dengannya, penyesalan. Seingatku, tidak ada rasa ini tadi pagi. Rasa yang menambah sisi pahit hingga menjadikannya dominan sekarang.
“Shill, kamu nangis ya?” seseorang yang lain sudah duduk dihadapanku sekarang, menggantikkan posisi Alvin ditempat duduk itu, dan menggantikan posisi Alvin –meskipun tidak sepenuhnya- di hatiku sekarang
“Hah? Enggak kok” jawabku sebiasa mungkin, berusaha menutupi semua yang baru saja terjadi. Antara aku dan masa laluku, dan semua tentang perasaanku
“Bohong. Kamu abis ketemu temen SMA kamu aja sampe segitunya. Kangen banget ya Shill?” tanyanya lagi. Aku sedikit lega mendengar penuturannya. Dia memang baik, tidak pernah sedikitpun ada rasa curiga, bahkan walaupun rasa itu sangat wajar ditujukannya untukku sekarang
Aku tersenyum menanggapinya. Dia beranjak mendekatiku dan mengusap ujung rambutku lembut. Hangat dan nyaman, itu yang selalu aku rasakan saat bersamanya. Meskipun aku tidak menemukan desiran yang aneh saat aku bersamanya, tapi aku merasa lebih nyaman saat bersamanya disbandingkan dengan Alvin tadi. Walaupun tidak kupungkiri, desiran aneh itu menimbulkan sensasi yang menyenangkan untukku, dan itu hanya akan aku simpan sampai suatu saat aku bertemu lagi dengan Alvin. Aku rasa ini bukanlah suatu penghianatan atau keegoisan dariku, ini hanya suatu keinginan untuk memenuhi sedikit saja tentang mimpiku bersama masa laluku
“Cakka ! berantakan tau gak, suka banget liat pacarnya jelek” omelku sambil berusaha meraih sisir yang ada di dalam tasku yang sengaja aku letakkan di atas meja. Cakka menggenggam tanganku yang telah berhasil mendapatkan sisirku dan menahannya. Menatap dalam tepat pada bulat bola di dalam kelopakku, sama seperti yang dilakukan Alvin tadi. Dan aku merasakannya, desiran yang bahkan lebih hebat dari yang aku rasakan saat bersama Alvin, aku tersenyum merasakan ini. Menikmati setiap aliran darah yang dihasilkan dari pompaan jantungku yang lebih giat bekerja dari yang tadi, membiarkan pipiku merona, membiarkan Cakka tersenyum geli melihat perubahan wajahku, dan membiarkan waktu ini terhenti, untuk sesaat
“Udah ah, pulang yuk. Besok acara kita, jadi jangan capek-capek hari ini” Cakka menarik tanganku yang sedari tadi digenggamnya, mengajakku mengiringinya dan berjalan disampingnya
“Aku sayang sama kamu Kka” bisikku pelan, hanya untukku dan laki-laki yang berada disebelahku
“Aku juga Shill, dan akan selalu begitu untuk selamanya” balas Cakka yang juga pelan. Dia berhenti sesaat, yang juga membuatku berhenti. Dia mengecup tepat di ubun-ubun kepalakuku, dan lagi-lagi aku merasakan jantungku berdetak lebih kencang. Dia tersenyum dan kembali berjalan menuju pintu keluar café. Kali ini, bersamanya, aku tidak lagi merasa takut akan kehilangan dan kekecewaan. Karena Cakka lah yang dulu telah membantuku belajar memijakkan sedikit demi sedikit kakiku yang sempat lumpuh karena kekecewaan dari Alvin dan mampu memberiku satu lagi kesempatan untuk merasakan Cinta.
‘Dan gue harap lo bisa nemuin pengganti gue Vin. Maaf udah buat lo kecewa, gue bakal terus berdoa buat kebahagiaan lo Vin. Gue tunggu berita bahagia lo nanti’
Aku tersenyum mengingat nasihat terakhiku untuk seorang Alvin. Dia yang telah membantuku merasakan sebuah rasa pahit hingga kini aku dapat menikmati rasa manis yang lebih legit dari manis dikehidupanku sebelumnya. Tanpamu aku tidak akan penah mampu melewati dan merasakan ini semua.
“Terima kasih banyak buat semuanya ya Kka” dan buat lo juga Vin, terima kasih banget buat cinta dan usaha lo selama ini.

Andai aku dapat menata jalanku
Kan kucari jalan yang tak bernestapa
(tak mampu mendua-kahitna)

****





Selasa, 09 Agustus 2011

Part for my beloved friends


Kita pernah bermimpi sobat
Ingin bersama menjelajahi mainland Europe
Tapi kau tahu kah?
Untuk ku saat ini belum terwujud
Namun aku berjanji
Suatu saat nanti!!
Kita tunaikan mimpi indah itu
Bersama…
Aku akan menjemputmu
Untuk meretas asa kita!

Sedih memang rasanya berpisah dengan orang-orang yang disayangi. Ya, begitu pula denganku. Aku berpisah dengan sahabat-sahabat ku, yang dulu selalu bersama.
Susah, senang, sedih, gundah, duka, lara dan bahagia semua kami lewati bersama.

Mimpi kami pun dulu satu.

Kami pernah bermimpi untuk sama-sama menjelajahi daratan eropa.
Prancis, Jerman, Itali, Belanda semua ingin kami datangi.

Namun,

Untukku mungkin belum saat ini.

(Untuk cha,med n opa)

***
Aku punya banyak sosok wanita hebat yang menjadi penyemangat dalam hidupku, yang menjadi penghibur dalam gundahku, mereka adalah sahabat-sahabatku.
MEIDA NUGRAHANI
NOPRIS TIARA ANISA
ROVA ANISY KURLILLAH
WULAN PURNAMASARI
WIDYEKA TRIASTITI DRAJAT WAHYUNINGTIAS
NISRINA PRAMESWARI, dan
TIFA PASCARIYANTI SUJARWANTA
Orang-orang hebat yang membuatku terpacu untuk maju. 

They are my inspiration


Meida Nugrahani

Dia yang paling sering memberi masukan padaku.
Dan kata-katanya mampu menjadi spirit dalam hidupku.
Menurutku dia orang kedua yang mampu memahami ku setelah ibuku. 
Sikapnya Kritis dan selalu membuat orang terpana ketika melihatnya berargumen.
Dan saat ini dia sedang menempuh pendidikan bahasa untuk melanjutkan studynya ke JERMAN.

Nopris Tiara Anisa

Sosok yang menurutku cerminan dari diriku.
Dia supel dan punya semangat tinggi untuk maju.
Cita-citanya adalah ingin bekerja dengan seragam putih,
dan mungkin beberapa tahun lagi, mimpinya itu akan terwujud,karna saat ini ia sedang menempuh pendidikan di-
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI-UGM.

Rova Anisy Kurlillah

Teman sebangku ku selama tiga tahun di-SMA.
Seorang qori’ yang prestasinya luar biasa, bahkan dia pernah mewakili provinsiku dalam even MTQ tingkat nasional.
Dia punya semangat yang tinggi, dan kemauan yang keras untuk maju.
Dia pandai dari segala aspek.
Pemikirannya jauh kedepan.
“cerdas akademik,cerdas pemikiran dan cerdas financial” itulah mottonya.
Dan saat ini, dia telah bekerja di salah satu perusahaan asuransi ternama di Indonesia yakni
PRUDENTIAL.

Wulan Purnamasari

Dia adalah sahabat yang paling sering menghabiskan waktu denganku.
Nonton film, belanja sampai makan bersama.
Dia sosok yang berciri khas dari cara berbicara.
Baik, dan supel.
Dia memiliki ambisi untuk menjadi seorang ahli gizi, dan itu kini mulai diwujudkannya dengan menempuh pendidikan di-
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG-Jurusan GIZI.

WIDYEKA TRIASTITI DRAJAT WAHYUNINGTIAS

Asti, begitulah ia biasa di sapa.
Dia sosok yang lebih tidak banyak bicara diantara kami.
Orangnya tulus, baik dan apaadanya,
tidak pernah membeda-bedakan teman.
Dia yang paling sering satu pemikiran padaku dalam hal boyband favorite.

 Sm*sh 

Karna kami sama-sama menyukainya.
Dia punya mimpi untuk menjadi seorang psikolog,
Karena itulah,saat ini ia menempuh pendidikan di
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN-Jurusan PSIKOLOGI.

NISRINA PRAMESWARI

Dia paling tinggi diantara kami.
Dia paling berseni diantara kami.
Jiwa seninya benar-benar terlihat dari setiap tulisan yang ia tuangkan.
Cerpen-cerpen dan puisi yang ia buat, benar-benar kami kagumi.
Terasa dalam dan menyentuh,sangat kontras dengan sifatnya yang begitu ceria.
Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di-
ILMU GIZI-UNIVERSITAS DIPONEGORO.

TIFA PASCARIYANTI SUJARWANTA

Sahabat ku dari aku masih menempuh sekolah dasar.
Kami berpisah karena ia harus pindah.
Dia baik hati, pandai dan ceria.
Dia benar-benar sosok hebat,yang harus ku jadikan panutan.
Begitu banyak prestasi nya.
Tapi tetap rendah hati pribadinya.
Walau kami tidak pernah bertemu semenjak pisah dulu, aku tak pernah sedikitpun melupakannya.
Dan hubungan kami tetap terjaga dengan baik sampai saat ini.
Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di dua universitas sekaligus
1)       UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA-PENDIDIKAN KIMIA INTERNASIONAL
2)       UNIVERSITAS GAJAH MADA-KEBIDANAN.

Sahabat-sahabatku,
Waktu yang kita habiskan bersama menjadi kenangan terindah.
Aku sangat bersyukur bisa mengenal kalian orang-orang hebat Karunia Tuhan.
Walaupun kini perjalanan kita berbeda,
tapi aku percaya, beberapa tahun lagi ketika kesuksesan dunia kita itu telah benar adanya
kita akan bersama kembali,
melanjutkan mimpi yang tertunda dan meretasnya
merajut asa yang baru dan menuainya lagi…. 


Lagu ku untuk kalian:

Dibalik sebuah mimpi
Ada sebuah harapan
Ada sebuah kisah yang tersimpan

Berjuang untuk hidup
Berjuang untuk jiwa
berjuang untuk sahabat sejati

Dan aku ingin terus bermimpi….
Dan ingin mewujudkannya….!!!!

Bila harus ku berlari
Bila harus ku terjatuh
Bila nanti ku terluka
Ku tak akan meminta

Disinilah ku berdiri
Disinilah ku bertahan
Aku tak akan berpaling karna ku bisa dan ku akan terbangJ
(vierra_terbang)